https://sleman.times.co.id/
Berita

9 Fakta Fenomena Bediding yang Saat Ini Melanda Jawa

Minggu, 14 Juli 2024 - 09:29
9 Fakta Fenomena Bediding yang Saat Ini Melanda Jawa Ilustrasi bediding. (Foto: AI/Akademi AI Indonesia)

TIMES SLEMAN, MALANGFenomena bediding kembali melanda wilayah Jawa bagian selatan. Bediding ini membawa suhu dingin yang ekstrem selama musim kemarau, terutama di puncak kemarau Agustus ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Malang mencatat beberapa fakta penting tentang bediding yang perlu diketahui oleh masyarakat. 

Berikut adalah sembilan fakta tentang fenomena bediding yang saat ini melanda Jawa.

1. Apa Itu Bediding?

Bediding adalah kondisi di mana suhu lingkungan terasa lebih dingin dari biasanya, khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa. Fenomena ini terjadi selama musim kemarau, ketika angin monsun timuran membawa udara kering dan dingin.

2. Siklus Musiman

Bediding adalah bagian dari siklus musiman yang berlangsung dari bulan Juni hingga September. Puncak suhu dingin biasanya terjadi pada bulan Agustus, ketika aktivitas angin monsun mencapai puncaknya.

3. Suhu Ekstrem

Suhu terendah yang tercatat selama fenomena bediding di Jawa bisa mencapai sekitar 11-15°C. Pada tahun 1994, suhu terendah yang pernah tercatat oleh BMKG di Malang adalah 11.3°C pada bulan Agustus.

4. Dampak pada Kesehatan

Suhu dingin ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Masalah kesehatan yang sering muncul antara lain hipotermia dan penyakit pernapasan. Masyarakat diimbau untuk mengenakan pakaian hangat dan menjaga kondisi kesehatan.

5. Pengaruh pada Pertanian

Fenomena bediding berdampak negatif pada sektor pertanian, terutama di daerah dataran tinggi. Embun es atau frost dapat merusak tanaman, menyebabkan layu atau kematian pada tanaman. Petani diharapkan dapat melakukan langkah-langkah preventif seperti menutupi tanaman dengan bahan pelindung.

6. Dampak pada Peternakan

Tidak hanya pertanian, sektor peternakan juga terkena dampak bediding. Suhu dingin dapat menyebabkan kematian pada hewan ternak, khususnya unggas. Peternak perlu memastikan bahwa hewan ternak mereka terlindungi dari suhu dingin dengan menyediakan kandang yang hangat dan ventilasi yang baik.

7. Penurunan Curah Hujan

Fenomena bediding ditandai dengan rendahnya intensitas hujan. Kurangnya tutupan awan menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi tidak terperangkap, sehingga suhu udara menjadi lebih dingin. Hal ini juga mempengaruhi ketersediaan air bagi pertanian dan kebutuhan sehari-hari.

8. Tindakan Pencegahan

Untuk menghadapi dampak bediding, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau prakiraan cuaca dan suhu. Petani dan peternak disarankan untuk mengambil langkah-langkah preventif, seperti menutupi tanaman dan memastikan kandang ternak terlindungi. 

Selain itu, masyarakat harus mengenakan pakaian hangat, terutama pada malam hari.

9. Peran BMKG

BMKG berperan penting dalam memberikan informasi dan sosialisasi mengenai fenomena bediding. Dengan prakiraan cuaca yang akurat, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kondisi ekstrem ini. BMKG juga terus melakukan penelitian untuk memahami lebih dalam tentang bediding dan dampaknya.

Fenomena bediding yang saat ini melanda Jawa adalah bagian dari siklus musiman yang membawa suhu dingin ekstrem selama musim kemarau. Dampaknya terasa pada kesehatan, pertanian, dan peternakan. Masyarakat diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif dan selalu mengikuti informasi dari BMKG. Dengan kesiapsiagaan dan kolaborasi, dampak negatif dari bediding dapat diminimalkan, menjaga kesejahteraan dan produktivitas tetap terjaga. (*)

Pewarta :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sleman just now

Welcome to TIMES Sleman

TIMES Sleman is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.