TIMES SLEMAN, JOGJA – style="text-align:justify">Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik pada Sabtu siang (27/12/2025). Gunung api yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu terpantau meluncurkan awan panas guguran sebanyak dua kali dalam rentang waktu singkat.
Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas pertama terjadi pada pukul 11.21 WIB dengan jarak luncur maksimum sekitar 1,5 kilometer. Selanjutnya, awan panas kembali muncul pada pukul 11.31 WIB dengan jarak luncur yang lebih jauh, mencapai 2 kilometer.
Penyusun Laporan Tertulis BPPTKG, Rahmat Widyo Laksono, mengatakan bahwa arah pergerakan awan panas masih konsisten mengarah ke sektor barat daya. “Luncuran awan panas dominan menuju ke barat daya, tepatnya ke wilayah hulu Sungai Krasak,” ujarnya.
Meski aktivitas vulkanik meningkat, status Gunung Merapi hingga kini masih berada pada level siaga atau Level III. BPPTKG menegaskan bahwa potensi bahaya utama saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan hingga barat daya.
Wilayah yang masuk dalam kawasan rawan bahaya antara lain aliran Sungai Boyong dengan potensi jangkauan hingga lima kilometer. Selain itu, aliran Sungai Bedog, Sungai Krasak, dan Sungai Bebeng berpotensi terdampak hingga tujuh kilometer dari puncak.
Sementara di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro dengan jarak maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol hingga lima kilometer. BPPTKG juga mengingatkan kemungkinan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif, dengan radius bahaya mencapai tiga kilometer dari puncak gunung.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma masih berlangsung, sehingga potensi terjadinya awan panas guguran masih tetap ada. Oleh karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.
“Masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas apa pun di kawasan potensi bahaya,” paparnya. (*)
| Pewarta | : A. Tulung |
| Editor | : Imadudin Muhammad |