TIMES SLEMAN, JAKARTA – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, melontarkan kritik keras terhadap sikap negara-negara Eropa yang dinilai terus mempertaruhkan konflik berkepanjangan di Ukraina tanpa niat tulus mencapai perdamaian.
Dalam pernyataannya pada Kamis (25/12), Zakharova menuding Uni Eropa dan Inggris sebagai pendukung utama rezim Kiev yang lebih berkepentingan pada aliran dana dan eskalasi ketegangan dibandingkan solusi damai.
“Pendukung rezim Kiev dari Eropa, terutama Uni Eropa dan Inggris, sama sekali tidak memiliki niat untuk mencapai perdamaian. Kepentingan mereka hanya pada dana yang diklaim akan dikirim ke Kiev dan kemudian mereka tarik kembali,” ujar Zakharova, seperti dikutip dari Xinhua.
Menurutnya, strategi tersebut justru mendorong konflik terus berlarut dan memperluas dampak penderitaan bagi seluruh rakyat Ukraina. Rusia menilai eskalasi ketegangan sengaja dipertahankan demi kepentingan politik dan ekonomi tertentu.
Zakharova menegaskan bahwa Rusia pada prinsipnya tetap membuka pintu kerja sama dengan negara-negara Barat. Namun, Moskow hanya mengajukan satu syarat utama, yakni penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan prinsip kedaulatan negara.
Ia juga menegaskan kembali posisi resmi Rusia yang tidak memiliki rencana agresif terhadap negara-negara anggota NATO maupun Uni Eropa, sepanjang prinsip timbal balik dihormati.
“Rusia siap meresmikan komitmen tersebut dalam bentuk dokumen tertulis yang mengikat secara hukum. Formatnya bisa dibahas dalam negosiasi, namun harus berupa instrumen hukum internasional yang komprehensif,” kata Zakharova.
Pernyataan ini kembali menegaskan perbedaan tajam pandangan antara Rusia dan negara-negara Barat terkait penyelesaian konflik Ukraina, yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rusia Tuding Eropa Pertaruhkan Konflik Ukraina Demi Kepentingan Dana dan Eskalasi
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Imadudin Muhammad |