TIMES SLEMAN, YOGYAKARTA – Sejak pagi ratusan siswa Sekolah Dasar di seluruh Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, berkumpul di lapangan Argerejo, Sedayu, menyelenggarakan acara “Pesta Siaga” dalam rangka merayakan Hari Pramuka ke-63 tahun 2024.
Siaga adalah tingkatan terendah dalam organisasi kepramukaan, tingkat siaga adalah siswa siswa Sekolah Dasar. Sedangkan di atasnya ada Penggalang, lalu Penegak, dan Pandega.
Bertindak sebagai Pembina Upacara “Pesta Siaga” adalah Panewu Sedayu, Anton Yulianto AP.MIP. Acara “Pesta Siaga” diikuti oleh 22 Sekolah Dasar se-Kapanewon Sedayu.
Dalam sambutannya, Panewu Sedayu Anton Yulianto, membacakan langsung teks sambutan dari pembina Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Nasional Komjen Pol (Purn) Drs Budi Waseso.
“Saat ini kita tengah dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman yang penuh ketidakpastian, perkembangan teknologi dan komunikasi yang menjadikan hilangnya batas-batas negara karena mudahnya hubungan antarwarga negara, maraknya judi online yang menerpa generasi muda, aksi bullying, kasus narkoba, pornografi, hingga budaya asing yang telah menggerus semangat gotong royong dan nasionalisme generasi muda,” ujarnya, Rabu (14/8/2024).
Peserta Pesta Siaga sedang mengikuti lomba Yel semangat juang. (Foto: Eko Susanto/ TIMES Indonesia)
Lebih lanjut Panewu Anton Yulianto mengatakan, Gerakan Pramuka sangatlah tepat untuk mengkanalisasi situasi saat ini. Gerakan Pramuka memberikan pendidikan life skill, soft skill, hard skill, serta dilengkapi dengan kecerdasan sesosif, yaitu kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, yang menjadi postur ideal seorang Pramuka sebagai generasi pembawa perubahan untuk bangsa Indonesia.
Sementara Ketua Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kapanewon Sedayu, Sani, menjelang upacara mengatakan pada TIMES Indonesia bahwa, “Pesta Siaga” selain sebagai peringatan hari ulang tahun pramuka ke-63 juga sebagai ajang guyub antarsekolah dasar yang ada di Kapanewon Sedayu. Kak Sani berharap, acara ini bisa mempererat tali silaturahim agar saling mengenal satu sama lainnya.
Pesta Siaga merupakan ajang membangun karakter anggota pramuka tingkat Siaga agar berani bertanya dan mengungkapkan pendapat serta mempunyai kepedulian pada sesama yang diajarkan melalui lomba lomba pada “Pesta Siaga” di lapangan Argorejo. Salah satunya adalah lomba yel dan slogan semangat juang antarkelompok, juga lomba susun puzzle berkelompok dan mengenal wajah para pahlawan nasional secara berkelompok.
Dalam pelaksanaannya, beberapa kelompok anggota Siaga yang mengikuti lomba memang ditekankan pada kerja sama antartim. Seorang Pembina ada yang bertugas mendampingi tiap Barung. Dalam pengerjaannya, tidak dibenarkan jika ada anak yang ingin mendominasi maupun ingin menang sendiri.
Barung Merah SDN Sukoharjo, membandingkan wajah pahlawan nasional dalam lembaran uang. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Semua siswa Siaga diajarkan untuk berani mengungkapkan pendapatnya, berani berargumentasi. Setiap pendapat harus diuji kebenarannya oleh teman lainnya dengan argumentsi yang lain. Sehingga pendapat yang diputuskan meminimalisir kesalahan dalam kelompok.
Dalam lomba menebak gambar Pahlawan Nasional misalnya. Barung Merah anggota pramuka dari SDN Sukoharjo Padukuhan Sumberan, Kalurahan Argodadi, berkumpul pada selembar kertas karton putih bergambar beberapa wajah pahlawan nasional. Gambar beberapa wajah pahlawan itu diberi kolom agar tiap anggota kelompok bisa menuliskan hasil jawabannya.
Setiap anak anggota Barung Merah memberikan pendapatnya, saling menebak sesuai pengetahuannya. Namun di antara mereka tidak boleh ada yang mendominasi dan ingin menang sendiri.
Barung adalah sebuah satuan terkecil pada tingkatan Siaga dalam pramuka. Biasanya terdiri dari 5 sampai dengan 10 orang beserta ketuanya. Penanda antar Barung biasanya ada pada tongkat yang diberi bendera berwarna tunggal, biasanya merah, biru, ataupun warna lainnya. (*)
Pewarta | : Eko Susanto |
Editor | : Deasy Mayasari |