TIMES SLEMAN, MALANG – Polemik pemakzulan yang meminta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mundur, mendapat perhatian dari kalangan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri, KH. Abdurrahman Al Kautsar atau karib disapa Gus Kautsar, turut menanggapi polemik di internal PBNU tersebut.
Gus Kautsar - sapaan akrabnya, menyampaikan keprihatinan mendalam atas dinamika yang kini terjadi di tubuh PBNU. Ia pun mengajak seluruh warga Nahdliyyin tetap menjaga keteduhan.
“Yang pasti, sangat prihatin dengan apa yang terjadi. Kita berdoa mudah-mudahan ada jalan keluar terbaik untuk kemaslahatan Nahdliyyin dan bangsa,” katanya di sela Haul Akbar Ke-21 Al Marhum Al Maghfurlah KH Muhsin Syafi'i Mu'assis PPRM Al Maqbul, di Desa Kuwolu Bululawang, Kabupaten Malang, Ahad (23/11/2025).
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, diminta segera mundur dari jabatannya. Ini sesuai keputusan resmi dari hasil Rapat Harian Syuriyah PBNU, yang dilakukan pada Jumat, (21/11/2025).
Dari surat diperoleh TIMES Indonesia, rapat tersebut dilakukan di Hotel Aston City Jakarta. Setidaknya 37 orang dari 53 orang Pengurus Harian Syuriyah PBNU hadir dalam rapat itu.
Solusi Terbaik Kemaslahatan NU dan Bangsa
Ia menegaskan pentingnya mencari solusi melalui jalur yang bermartabat dan tetap mengedepankan adab kepada para sesepuh NU. Menurutnya, keputusan-keputusan strategis harus mengacu pada arahan ulama.
“Kami berharap ada solusi terbaik bagi siapa pun yang terkait dalam polemik ini,” ujar Gus Kautsar.
Ia menambahkan, pihaknya memilih menunggu petunjuk para masyayikh, sebelum menyampaikan sikap atau pesan apa pun kepada warga NU.
“Dari kami, hanya akan menunggu dawuh (pesan) para masyaih, para guru kami sebagai pemangku dan owner (pemilik) jam’iyah yang sejati,” tegasnya.
Gus Kautsar juga menuturkan, bahwa tradisi menghormati otoritas keilmuan para masyayikh merupakan prinsip utama dalam menjaga marwah organisasi.
“Kita tidak berani memberikan pesan apa pun kepada warga Nahdliyyin. Kita menunggu dawuh para masyayikh, apa yang akan menjadi isyarah atau arahan beliau-beliau untuk NU ke depan,” ujarnya.
Dari pernyataan Gus Kautsar ini, menegaskan bahwa tawadlu dan kepatuhan terhadap arahan para ulama tetap harus menjadi pijakan utama, dalam menyikapi dinamika internal organisasi jam'iyyah Nahdlatul Ulama.
Acara Haul Akbar Ke-21 Al Maghfurlah KH Muhsin Syafi'i Mu'assis PPRM Al Maqbul, juga dihadiri Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, didampingi Wabup Malang Hj. Lathifah Shohib, yang juga cucu dari salah satu pendiri organisasi NU, KH. Bisri Syansuri. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sikapi Konflik di PBNU, Begini Imbauan Gus Kautsar Pengasuh PP Al Falah Ploso Kediri
| Pewarta | : Khoirul Amin |
| Editor | : Ronny Wicaksono |