TIMES SLEMAN, MALANG – Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), mendorong Gen – Z sebagai pegiat lingkungan yang tergabung dalam kegiatan Climate Innovation Acceleration (CIA).

Kegiatan yang ditujukan untuk Ecopreneur (pelaku bisnis dan praktik bisnis) generasi muda ini dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Selasa (20/2/2024).

Climate Innovation Acceleration (CIA) merupakan serangkaian program yang menghubungkan pelaku dalam bidang climate-tech startup dengan inovasi-inovasi potensial yang dapat mengakselerasi dampak penyelesaian tantangan iklim secara besar-besaran melalui program Inkubasi dan Percepatan.

Upaya-upaya bersama yang berasal dari program awareness (kesadaran) dan innovative solutions (solusi inovatif) secara aktif berkontribusi mendukung Indonesia dalam mencapai target Kontribusi Nasional yang ditentukan Secara Peningkatan (ENDC) pada tahun 2030.

Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D, Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan UGM mengungkapkan, kegiatan ini mengacu pada individu atau pelaku bisnis yang berfokus pada praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pelaku bisnis berusaha untuk menciptakan dan mengembangkan usaha mereka dengan mempertimbangkan dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. 

Kegiatan ini mengangkat tema ‘’Inovesi Lokal Hadapi Krisis Iklim Global’’ karena diharapkan tidak hanya mampu menanggulangi krisis lokal, tapi juga krisis global yang terjadi. Permasalahan lingkungan, seperti sampah, penggundulan hutan, pembunuhan hewan, hama, kekeringan dan permasalahan lingkungan lainnya. 

‘’Melihat kondisi lingkungan saat ini yang menimbulkan banyak dampak yang terjadi, saya berharap Gen -Z ikut berpartisipasi dalam CIA karena sangat berpengaruh untuk menanggulangi krisis lokal maupun krisis global," ujar Andi Nusa Patria CSO of JALA.

Untuk menjaga bumi, pertumbuhan ekonomi dan bisnis, generasi muda diharapkan memiliki semangat serta inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan ide dan gagasan sebagai agen perubahan dengan inovasi berbasis alam untuk mengurangi dampak iklim yang sedang tidak baik-baik saja. (*)