TIMES SLEMAN, JAKARTA – Namanya adalah Oday Nasser. Ia terlahir tidak memiliki satu lengan. Namun, ia kini menjadi kiper yang luar biasa dan dikenal secara luas di wilayah Tepi Barat, Palestina.

Atas kerja kerasnya itu, Nasser berhasil memenangkan puluhan medali di liga sepak bola setempat. Mengutip dari Xinhua, laki-laki berusia 26 tahun yang terlahir tanpa lengan kanan itu pernah bermain untuk klub Deir Sharaf dari Kota Nablus. Sementara semua rekan satu timnya bukanlah penyandang difabel.

"Tidak mudah untuk mendapatkan posisi ini, terutama karena seorang kiper harus melakukan segalanya untuk menghentikan bola agar tidak masuk ke gawang," kata Nasser kepada Xinhua dikutip TIMES Indonesia, Selasa (28/9/2021).

Ia menyampaikan, awalnya dirinya merasa sedih dengan pandangan orang-orang ketika melihatnya. Termasuk para kerabat yang merasa kasihan kepada dirinya dan mengira ia tidak bisa bermain sepak bola karena seorang penyandang tunadaksa.

Akan tetapi kata dia, semua problem itu ia singkirkan dan memilih untuk fokus mengejar cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional.

Berawal dari Usia 10 Tahun

Ia menceritakan, awalnya dirinya bermain sepak bola bersama teman-temannya di sekolah hingga ia diperhatikan oleh guru olahraganya. Gurunya tersebut menyadari kemampuannya dalam menjaga gawang dan tidak membiarkan siapa pun mencetak gol. Saat itu, Nasser baru berusia 10 tahun.

Nasser bermain di pertandingan resmi pertamanya di Tepi Barat pada 2015. Setelah itu, ia berpartisipasi dalam 22 liga di tingkat kegubernuran Palestina. Sebagai salah satu kiper terbaik di Tepi Barat, Nasser telah memenangkan tiga piala dan puluhan medali emas, perak, serta perunggu.

Untuk mengembangkan kepiawaiannya dalam bermain sepak bola, Nasser berkomitmen untuk berlatih selama hampir lima jam sehari, yang mendapatkan pujian dari para pelatih atas daya tahan dan kreativitasnya dalam menangkap bola.

"Kehilangan suatu bagian tubuh Anda tidak berarti kehilangan semangat hidup atau menjadi beban bagi keluarga atau masyarakat. Ketika kehidupan mengambil sesuatu yang penting dari kita, kehidupan juga memberikan kita kekuatan di tempat lain," imbuhnya.

Nasser mengungkapkan penyesalannya atas sikap masyarakat Palestina terhadap para penyandang disabilitas yang seringkali diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, sebanyak 2,1 persen dari total populasi Palestina merupakan warga penyandang disabilitas.

Dipuji Pelatih

Penampilan Nasser pun saat ini dipuji oleh pelatihnya, Ahmed Antary, yang mengatakan bahwa Nasser adalah memiliki kemampuannya yang hebat dalam melompat di udara dan menangkap bola, serta fleksibilitasnya yang tinggi.

"Nasser telah berhasil mencapai posisi ini dalam waktu singkat sejak ia bergabung dengan klub kami. Ia membuktikan dirinya dan memenangkan posisi sebagai kiper resmi klub ini, dan sekarang kami tidak dapat bertanding tanpa Nasser," kata Antary.

Pekerja Konstruksi

Selain itu, Nasser mengatakan, ketika tidak ada pertandingan, ia bekerja sebagai pekerja konstruksi untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. "Bermain sepak bola adalah kunci bagi saya untuk meyakinkan orang-orang bahwa saya bisa bekerja dan menghasilkan uang," katanya.

"Saya memiliki tekad untuk menjalani hidup saya secara normal tanpa bergantung pada siapa pun," imbuhnya, seraya menambahkan bahwa ia sedang berupaya berbagi pengalamannya dengan para penyandang disabilitas lainnya guna mendorong mereka untuk memanfaatkan potensi-potensi yang mereka miliki dan membuktikan diri.

Selain itu, Oday Nasser mengungkapkan harapannya untuk bisa mewakili tim nasional Palestina sebagai kiper di pertandingan-pertandingan internasional. (*)