https://sleman.times.co.id/
Berita

Santri Roudlotush Sholihin Raih Juara Harapan 2 Kirab HSN 2025 Sleman

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:40
Santri Roudlotush Sholihin Raih Juara Harapan 2 Kirab HSN 2025 Sleman, Tampilkan Aksi Heroik Kontingen santri-santriwati dari Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin, Bimomartani, Ngemplak, Sleman ketika tampil dalam Lomba Kirab Santri dan sukses meraih Juara Harapan 2. (FOTO: Ahmad T/TIMES Indonesia)

TIMES SLEMAN, SLEMAN – Suasana Lapangan Pemda Sleman pada Rabu (22/10/2025) berubah menjadi lautan semangat perjuangan dan cinta tanah air. Ratusan santri-santriwati dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sleman memadati lokasi dalam rangka Pawai Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Lapangan Pemda Sleman, sebuah ajang yang setiap tahunnya menjadi simbol kebangkitan semangat nasionalisme di kalangan santri.

Dari sekian banyak peserta, kontingen dari Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin yang berlokasi di Dusun Pondok Dawung, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, berhasil mencuri perhatian publik dan dewan juri. Dengan mengusung tema heroik “Lasjkar Hisboellah: Dari Barisan Santri Bentukan Jepang Menjadi Garda Depan Perjuangan Umat Islam,” mereka sukses meraih Juara Harapan 2 pada Kirab Santri HSN 2025.

Kisah Heroik Santri Hizbullah Bangkit di Lapangan Pemda Sleman

Penampilan kontingen Roudlotush Sholihin yang terdiri dari 25 santri dan 5 official ini bukan sekadar parade biasa. Mereka menampilkan teatrikal perjuangan santri Hizbullah, menggambarkan kisah nyata pasukan santri yang menjadi bagian penting dari sejarah Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) pada 22 Oktober 1945.

Di bawah bimbingan Ustadz Azis Zulfian Adisianto, para santri tampil dengan koreografi dan narasi yang menggugah. Adegan pembacaan Resolusi Jihad oleh K.H. Hasyim Asy’ari menjadi puncak pertunjukan yang berhasil membuat penonton terdiam haru.

“Hari Santri tidak bisa dilepaskan dari perjuangan bangsa. Kami ingin menanamkan semangat jihad dan cinta tanah air seperti yang dicontohkan para pejuang Hizbullah dan Sabilillah,” ujar Azis Zulfian Adisianto, pembina kontingen Roudlotush Sholihin, saat ditemui di sela-sela acara.

Teatrikal Penuh Makna: Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman

Dalam pementasan berdurasi 10 menit, barisan santri putra tampil gagah dengan seragam tempur Laskar Hizbullah, lengkap dengan replika senjata dan panji perjuangan bertuliskan kalimat tauhid. Di sisi lain, para santriwati tampil anggun dengan busana pejuang perempuan era kemerdekaan—membawa kitab, logistik, dan semangat juang yang tak kalah membara.

Adegan ini menjadi simbol bahwa perempuan juga memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan, meski tak semua mengangkat senjata.

“Perjuangan perempuan dalam resolusi jihad itu luar biasa. Mereka mendukung perjuangan dari belakang, tapi keberanian dan pengorbanannya tak kalah dengan para pejuang di garis depan,” tambah Azis.

Panji Hizbullah, Yel-Yel Jihad, dan Sorak Takbir yang Menggetarkan

Sorotan lain datang dari panji merah-putih bertuliskan “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadu ar-Rasulullah” dan panji hijau dengan lafaz takbir yang dikibarkan tinggi di barisan depan. Setiap langkah para santri diiringi yel-yel semangat jihad:

“Hubbul Wathan Minal Iman!” — Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman.

Yel-yel ini menggema di seluruh Lapangan Pemda Sleman, menyulut semangat nasionalisme para penonton yang memadati area acara. Pesan moral yang dibawa pun kuat: Membela tanah air adalah bagian dari ibadah dan kewajiban moral setiap santri.

Meneladani Jihad Santri: Dari Pesantren ke Panggung Kebangsaan

Tak sekadar tampil untuk lomba, Ustadz Azis menyebut bahwa misi utama penampilan ini adalah menyebarkan semangat jihad kebangsaan kepada generasi muda.

Menurutnya, Hari Santri adalah momentum untuk mengingatkan bahwa cinta tanah air bukan sekadar slogan, tetapi wujud nyata dari keimanan dan tanggung jawab spiritual.

“Semangat santri itu tidak berhenti di pondok. Di mana pun berada—di sekolah, di masjid, di masyarakat—mereka harus menjadi garda moral dan spiritual bangsa,” tutur Azis dengan penuh keyakinan.

Penampilan Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin menjadi salah satu yang paling menyita perhatian dalam gelaran Kirab Santri HSN 2025 Sleman. Nuansa perjuangan, nasionalisme, dan nilai-nilai keislaman berpadu apik dalam teatrikal yang menggetarkan hati.

Meski hanya meraih Juara Harapan 2, semangat dan pesan perjuangan yang mereka bawa jauh melampaui trofi lomba. Roudlotush Sholihin berhasil membuktikan bahwa santri bukan hanya penjaga ilmu agama, tetapi juga penjaga nilai kebangsaan dan semangat kemerdekaan. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sleman just now

Welcome to TIMES Sleman

TIMES Sleman is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.